Jakarta, IDN Times – Pada Jumat, 27 Desember 2024, Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan bahwa mereka berhasil menggagalkan rencana serangan teroris yang direncanakan oleh ISIS-K. Dua individu yang ditangkap diketahui memiliki niat untuk meledakkan sebuah kantor polisi di Moskow.
Setelah insiden penembakan massal yang dilakukan oleh anggota ISIS-K di Crocus City Hall pada akhir Maret, Rusia memperketat langkah-langkah keamanan. Pemerintah juga memberlakukan persyaratan yang lebih ketat untuk izin tinggal bagi para imigran dari Asia Tengah yang ingin bekerja di negara ini.
1. Tindakan pelaku terduga yang ingin menyerang kantor polisi di Moskow
Menurut FSB, kedua tersangka yang ditangkap adalah warga negara dari Asia Tengah dan merupakan anggota ISIS-K yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan. FSB menjelaskan bahwa “Kedua individu tersebut berusaha menarik perhatian aparat keamanan untuk memperoleh informasi tentang Departemen di Kementerian Dalam Negeri Rusia yang ada di Moskow. Mereka tengah mencari target yang tepat untuk serangan teroris yang mereka rencanakan,” seperti dilaporkan oleh The Moscow Times.
FSB menambahkan bahwa tersangka telah disiapkan kendaraan dan tabung gas untuk digunakan dalam serangan. Dalam insiden tersebut, terduga pelaku dilaporkan menembak terlebih dahulu sebelum pihak kepolisian merespons dengan tembakan balik.
Rekaman video yang diperoleh menunjukkan petugas keamanan menerobos masuk ke apartemen salah satu pelaku, di mana mereka menemukan bahwa pelaku telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS di bawah bendera kelompok teroris tersebut.
Baca Juga: Rusia Akan Hentikan Suplai Gas, Moldova Terancam Pemadaman Listrik
2. FSB mengklaim berhasil menggagalkan rencana pembunuhan pejabat di Rusia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Pilihan Editor
Sehari sebelumnya, FSB juga mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan upaya Badan Keamanan Ukraina (SBU) yang berencana membunuh pejabat tinggi dan keluarganya di Moskow dengan menggunakan bom.
“FSB telah mencegah serangkaian usaha pembunuhan terhadap pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan Rusia. Empat warga negara Rusia telah ditangkap terkait rencana serangan ini,” jelas FSB, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Menurut otoritas Rusia, para pelaku yang ditangkap adalah rekrutan SBU yang ditugaskan untuk melaksanakan operasi tersebut. Salah satu pelaku bahkan dilaporkan telah mengaktifkan bom yang disembunyikan dalam bentuk pengisi daya dan dipasang dengan magnet di dalam mobil.
Pekan lalu, SBU dilaporkan berhasil membunuh Kirilov, seorang pejabat tinggi Rusia yang memimpin Perlindungan Tentara dalam bidang Kimia, Biologi, dan Nuklir. Ia tewas akibat ledakan bom di luar gedung apartemennya di Moskow.
3. Meningkatnya sentimen anti-migran Asia Tengah di Rusia
Setelah pembunuhan Kirilov, sentimen anti-migran dari Asia Tengah semakin meningkat di Rusia. Terduga pelaku pembunuhan tersebut, yang diketahui bernama Akhmadjon Kurbonov, adalah seorang migran asal Uzbekistan yang direkrut oleh SBU.
Menurut laporan dari The Times of Central Asia, keterlibatan warga Uzbekistan dalam kasus ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan imigran dari Asia Tengah, yang merasa semakin terancam oleh meningkatnya stereotip dan diskriminasi terhadap komunitas mereka.
Kantor Kedutaan Besar Uzbekistan di Rusia telah mengambil langkah proaktif dengan menghubungi pihak keamanan Rusia. Mereka berusaha memastikan informasi terkait warga Uzbekistan yang ditangkap di Rusia.
Baca Juga: Rusia Sebut Drone Ukraina Penyebab Kecelakaan Pesawat Azerbaijan
IDN Times Community menyediakan platform bagi penulis untuk berbagi karya. Setiap tulisan yang dihasilkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.