Sebanyak 45 Kambing Diolah untuk Acara Tradisi Nyadran

Sebanyak 45 Kambing Diolah untuk Acara Tradisi Nyadran

Gambar Tempo src=”https://statik.tempo.co/data/2025/01/03/id_1366657/1366657_720.jpg”/>

Foto 1 dari 5

Pada 2 Januari 2025, masyarakat Gunungpati, Semarang, merayakan tradisi Nyadran Desa. Acara ini berlangsung di kompleks makam Sentono, di mana warga secara sukarela memasak daging kambing untuk dibagikan kepada para peserta. Sebanyak 45 ekor kambing disembelih dalam rangkaian acara ini, yang memiliki tujuan utama untuk mendoakan para leluhur. TEMPO/Budi Purwanto

Gambar Tempo src=”https://statik.tempo.co/data/2025/01/03/id_1366656/1366656_720.jpg”/>

Foto 2 dari 5

Dalam acara yang sama, semangat kebersamaan terlihat jelas saat masyarakat saling membantu menyiapkan hidangan. Suasana hangat dan akrab menghiasi kompleks makam Sentono, dengan banyak warga yang aktif terlibat dalam proses memasak. TEMPO/Budi Purwanto

Gambar Tempo src=”https://statik.tempo.co/data/2025/01/03/id_1366654/1366654_720.jpg”/>

Foto 3 dari 5

Momen berharga lainnya terlihat saat warga membagikan makanan yang telah disiapkan dengan penuh rasa syukur. Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk berbagi, tetapi juga sebagai ungkapan terima kasih kepada para leluhur. Tradisi ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan di antara masyarakat. TEMPO/Budi Purwanto

Gambar Tempo src=”https://statik.tempo.co/data/2025/01/03/id_1366655/1366655_720.jpg”/>

Foto 4 dari 5

Di tengah acara, petugas terlihat aktif membagikan bungkusan daging kambing kepada semua yang hadir. Proses ini berlangsung tertib dan penuh kegembiraan, mencerminkan keakraban antarwarga. Tradisi Nyadran ini mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan menjaga hubungan baik satu sama lain. TEMPO/Budi Purwanto

Gambar Tempo src=”https://statik.tempo.co/data/2025/01/03/id_1366653/1366653_720.jpg”/>

Foto 5 dari 5

Selama prosesi berlangsung, warga juga menabur bunga di atas makam leluhur mereka. Tindakan ini sebagai wujud penghormatan dan doa untuk arwah yang telah tiada. Acara ini menjadi momen refleksi dan pengingat akan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat. TEMPO/Budi Purwanto